GENETIKA TUMBUHAN
I.
Judul
ANALOGI
PERCOBAAN MONOHIBRID DAN DIHIBRID MENDEL
II.
Tujuan
·
Menjelaskan pengertian, prinsip dan proses
hukum Mendel I dan II
·
Menjelaskan proses perpaduan gamet (pembuahan)
merupakan suatu kejadian acak
·
Membuat diagram pola pewarisan monohibrid dan
dihibrid Mendel.
III.
Pendahuluan
Genetika berasal dari bahasa Yunani Genno (=melahirkan), genetica (Belanda), genetics (Inggris). Genetika yaitu cabang biologi yang mempelajari
pewarisan sifat (hereditas) pada organisme maupun suborganisme. George Mendel
(Austria), beliau adalah seorang Bapak Genetika terkenal, di mana hukum – hukum
yang dia temukan tentang genetika masih kita gunakan, yaitu hukum Mendel I dan
II.
Hukum Mendel I merupakan hukum
pemisahan gen yang sealel ke dalam gamet, dikenal sebagai Hukum Segregasi. Bunyi
hukum Mendel I adalah “Alel memisah
(segregasi) satu dari yang lainnya selama pembentukan gamet dan diwariskan
secara acak ke dalam gamet-gamet yang sama jumlahnya”.
Contoh persilangan monohibrid, ada
gamet dengan alel A dan gamet lain dengan alel a. Jika dua individu F1 (Aa)
dengan kedua gametnya tersebut disilangkan, maka menurut Mendel akan
menghasilkan populasi F2 dengan perbandingan / nisbah genotip 1 dominan penuh
(AA) : 2 hibrid (Aa) : 1 resesif penuh (aa), dan perbandingan fenotipnya adalah
3 dominan (AA atau Aa) : 1 resesif (aa)
Hukum
Mendel II merupakan peristiwa dua pasang alel atau lebih dijelaskan dalam hukum
pemisahan dan pengelompokkan secara bebas. Bunyi hukum Mendel II berbunyi “pasangan gen berbeda yang sedang
bersegregasi, akan memisah dan mengelompok secara bebas”. Pada persilangan
dihibrid, terlihat adanya pemisahan dan pengelompokkan alel F1 pada masing -
masing sifat, sehingga gamet – gamet memiliki alel dominan dan resesif. Bila F1
disilangkan maka akan memiliki kedua macam alel pada masing-masing sifat
(AaBb). Populasi F2 hasil persilangan antar F1 ini akan menghasilkan perbandingan
fenotip 9 (A-B-) : 3 (A-bb) : 3 (aaB-) : 1 (aabb). Perbandingan genotip dapat
diperoleh dengan menjumlahkan genotip-genotip yang sama di antara 16 genotip
yang terbentuk dalam diagram punnet.
IV.
Percobaan
Alat dan bahan yang
digunakan adalah :
·
2 mata uang koin,
·
kertas,
·
pensil/pulpen
V.
Cara
Kerja
Percobaan 1: Peluang munculnya alel
A dan a dalam pembentukan gamet dari individu heterozigot Aa
1.
Lemparkan satu buah koin yang telah
ditandai masing-masing sisinya untuk mewakili alel A dan a. Alel A untuk gambar
“burung garuda”, alel a untuk “angka”. Jika muncul sisi A (gambar burung
garuda) maka dianggap gamet yang dihasilkan mengandung alel A, atau sebaliknya
bila yang muncul sisi a (angka) maka dianggap gamet yang dihasilkan mengandung
a.
2.
Pelemparan dilakukan sampai 100 kali,
dan setiap pelemparan sisi yang muncul dicatat.
3.
Setelah pelemparan selesai pemunculan
masing-masing sisi dihitung, dan kemudian diuji apakah data sesuai dengan
hipotesa bahwa kedua alel seimbang, atau p (A) = ½ dan p (a) = ½.
Percobaan
2: Penggabungan gamet (alel) pada saat pembuahan (F1 X F1) yang menghasilkan F2
pada monohibrid
1.
Lemparkan secara serempak dua mata uang
(koin) (A1 dan a1 untuk mata uang ke-1,A2 dan a2 untuk matauang ke-2), dan
catat kombinasi sisi mata unang yang muncul (A1 A2, A1 a2,a1 A2 dan a1 a2).
2.
Pelemparan dilakukan sampai 100 kali,
dan setiap pelemparan sisi yang muncul dicatat.
3.
Setelah pelemparan selesai pemunculan
masing-masing kombinasi dihitung, dan kemudian diuji apakah kemunculan sisi
dari setiap mata uang itu bebas satu sama lain atau tidak.
VI.
Hasil
Pengamatan
Percobaan 1. Peluang munculnya alel
A dan a dalam pembentukan gamet dari individu heterozigot Aa
Perhitungan Penelitian
|
||||||
Sifat/
alel
|
O
|
E
|
O-E
|
d
|
d2
|
d2/E
|
A
|
48
|
50
|
-2
|
-1,5
|
2,25
|
0,045
|
a
|
52
|
50
|
2
|
1,5
|
2,25
|
0,045
|
X2
Hitung
|
0,09
|
|
db
|
Peluang
(K=0.05)
|
Peluang
(K=0.01)
|
1
|
3,83
|
6,64
|
2
|
5,99
|
9,21
|
3
|
7,82
|
11,35
|
Dari perhitungan di atas
dapat diketahui, bahwa :
X2hitung = 0,09 < x2 tabel = 3.883 (Ho
diterima)
Kesimpulan: Hasil percobaan sesuai dengan teori peluang
Percobaan
2. Penggabungan gamet (alel) pada saat pembuahan (F1 X F1) yang menghasilkan F2
pada monohibrid
Perhitungan Penelitian
|
||||||
Sifat/
alel
|
O
|
E
|
O-E
|
d
|
d2
|
d2/E
|
AA
|
23
|
25
|
-2
|
-1,5
|
2,25
|
0,09
|
Aa
|
52
|
50
|
2
|
1,5
|
2,25
|
0,045
|
Aa
|
25
|
25
|
0
|
0,5
|
0,25
|
0,01
|
|
Nilai X2 Hitung
|
0.145
|
db
= n – 1 = 3-1 = 2
db
|
Peluang
(K=0.05)
|
Peluang
(K=0.01)
|
1
|
3.83
|
6.64
|
2
|
5.99
|
9.21
|
3
|
7.82
|
11.35
|
X2 Hitung = 0.145
Jika : X2hitung
< x2 tabel = Ho diterima
X2 hitung > X2 tabel = Ha tidak
diterima
Dari perhitungan di atas
dapat diketahui, bahwa :
X2hitung = 0.145 < x2 tabel (5.99 ) = Ho diterima
Kesimpulan, Hasil observasi sesuai dengan teori peluang
VII.
Pembahasan
:
Dari
data hasil pengamatan di atas dapat dijelaskan
Percobaan I :
|
|
Aa
: angka
×
|
|||
Kesimpulan:
Dari percobaan yang telah dilakukan,
diketahui bahwa hukum teori Mendel tentang segregasi dapat terbukti walau pun
kemungkinan benar atas nilainya tidak 100%, hal ini dapat terlihat dari percobaan yang telah dilakukan
terlihat bahwa hasil percobaan tidak 100%
tepat tapi hanya mendekati. Dengan menggunakan perhitungan persamaan Chi quare dari hasil experimen yang ada,
telah didapatkan bahwa teori tersebut telah cocok dengan experimen.
Dari seluruh kemungkinan-kemungkinan
lemparan koin pada experimen kedua, didapat
hasil bahwa kemungkinan koin tidak sama-“mata koin” lebih besar daripada kemungkinan koin
sama-“mata koin”. Jika kita hubungkan dengan teori Mendel tentang segregasi
sel, maka kemungkinan turunnya gen secara acak adalah benar, tetapi experimen
ini belum tentu tepat karena dilakukan dengan objek pengamatan yang berbeda,
mungkin saja pada penentuan keturunan berdasarkan genetika, terdapat faktor-faktor
penentu lain yang menentukan hereditas gen.
Daftar
Pustaka
·
Junaidi, dkk.2012. Penuntun Praktikum Ilmu Tanaman . Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
·
http://www.scribd.com/doc/24541308/Laporan-Praktikum-Biologi-Genetika
·
http://pipia.blogdetik.com/2010/07/15/laporan-praktikum-Genetika
·
http://samadaranta.wordpress.com/2010/12/17/Genetika-pada-tumbuhan/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar